السلام علبكم و رحمة الله و بركاته
Termasuk kenikmatan/keasyikkan yang dirasakan oleh seorang yang beriman adalah kebahagiaan yang dirasainya ketika beribadah kepada Allah. Kelazatan Ibadah termasuk anugerah terbesar yang Allah berikan kepada seorang hamba adalah si hamba dapat merasakan lazatnya ibadah dengan ketenangan jiwa, kebahagiaan hati, kelapangan dada dan ketenteraman yang ia dapati ketika melaksanakan ibadah dan sesudah menunaikan ibadah. Kelazatan ini berbeza-beza tingkatannya pada setiap individu sesuai dengan kuat atau lemahnya iman. Kelazatan ini dapat diperoleh bila ditempuh sebab-sebabnya dan dapat hilang bila hilang pula sebabnya.
Rasulullah bersabda:“Dan dijadikan penyejuk mataku di dalam shalat.” (HR. An-Nasai, dihasankan Asy-Syaikh Muqbil dalam Ash-Shahihul Musnad, 1/82)
Beliau memberikan pernyataan seperti ini karena beliau mendapatkan kelezatan dan kebahagiaan hati ketika mengerjakan solat. Panjangnya solat malam beliau merupakan satu bukti tentang kelezatan yang beliau peroleh tatkala bermunajat kepada Rabb-nya(Allah). Menjelang wafat, Mu’adz bin Jabal menangis. Namun ia bukan menangisi ajal yang akan menjemputnya. Dengarkanlah sebab tangisnya: “Aku menangis hanyalah karena aku tidak akan merasakan lagi rasa dahaga (orang yang berpuasa) ketika hari sangat panas, bangun malam untuk melaksanakan shalat di musim yang dingin dan berdekatan dengan orang-orang yang berilmu saat bersimpuh di halaqah dzikir/ilmu.”
Firman Allah:
لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِهِ لاَ يَسْتَجِيبُونَ لَهُم بِشَيْءٍ إِلاَّ كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاء لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهِ وَمَا دُعَاء الْكَافِرِينَ إِلاَّ فِي ضَلاَلٍ
Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) do'a yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya . Dan do'a (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka.-Ar-Ra'd 14
Ada beberapa sebab untuk mendapatkan lazatnya beribadah kepada Ar-Rahman, di antaranya:
1. Bersungguh-sungguh untuk taat kepada Allah hingga jiwa dapat merasakan lazatnya ibadah
Dan tentunya hal ini memerlukan kesabaran dengan terus memaksa jiwa berjalan di atas ketaatan. Awalnya memang sulit, namun seperti kata seorang penyair Arab: “Sungguh-sungguh aku akan menganggap mudah kesulitan itu hingga diperoleh apa yang kuinginkan dan kuharapkan Tak kan tunduk harapan itu kecuali kepada orang yang sabar.”
2. Meninggalkan banyak makan, minum, berbicara yang tidak bermanfaat dan tanpa ada keperluan.Sepatutnya seorang muslim tidak berlebihan dalam makanan dan minuman, namun sekadar dapat menegakkan tulangnya, untuk membantunya untuk menunaikan ibadah dan beramal.
Allah berfirman:
يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“Wahai anak-anak Adam, kenakanlah perhiasan kalian setiap kali menuju ke masjid. Makanlah kalian dan minumlah namun jangan berlebih-lebihan/ melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Al-A’raf: 31)
Rasulullah r bersabda: “Makan, minum dan berpakaian serta bersedekahlah kamu tanpa berlebih-lebihan dan tanpa takabbur.” (HR. Al-Bukhari)Karena itulah kita dapat melihat, orang yang perutnya penuh dengan makanan maka ia akan malas mengerjakan solat. Tidaklah ia bangkit menunaikannya kecuali laksana ia diiringi dengan terbelenggu. Bila ia masuk di dalam solat, ia menanti-nanti saat imam mengucapkan assalamu ‘alaikum wa rahmatullah. Namun jangan dipahami bahwa seseorang itu harus mengurangi makan dan minumnya hingga memudharatkan bagi tubuhnya, yang akibatnya akan terluput darinya kemaslahatan dunia dan akhirat, sebagaimana perbuatan orang-orang yang tenggelam dalam sikap ghuluw (ekstrim/melampau). Seorang muslim juga mesti mengawal ucapan lidahnya dan mengurangkan berkata-kata yang tidak berfaedah, sebaliknya ia menyibukkan lisannya dengan berdzikir kepada Allah , amar ma’ruf nahi mungkar(menyuruh berbuat baik dan mencegat kejahatan) dan berdakwah mengajak manusia ke jalan yang benar.
Adapun maksud membatasi pandangan adalah membatasinya dari memandang apa yang diharamkan ataupun dimakruhkan, seperti melihat surat kabar dan majalah yang di dalamnya memampang gambar-gambar yang memancing dan mengobarkan syahwat serta membawa kepada kehinaan.
Allah berfirman:
إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya akan ditanya kelak di hadapan Allah.” (Al-Isra: 36)
3. Memperbaiki makanan, minuman dan penghidupan .Seorang hamba perlu memperhatikan makanan, minuman dan penghidupannya. Janganlah ia masukkan ke dalam perutnya kecuali makanan dan minuman yang halal lagi baik (halalan thayyiban). Demikian pula dari penghidupannya yang lain, karena makanan, minuman dan penghidupan dari hasil yang haram dapat menghalangi seorang hamba dari kebaikan dengan terhalangnya pengabulan doanya oleh Allah , sebagaimana sabda Rasulullah :
“Sesungguhnya Allah itu Maha Baik, Dia tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kaum mukminin dengan apa yang Dia perintahkan kepada para rasul. Allah I berfirman: (Wahai para rasul, makanlah makanan yang baik dan beramal shalihlah). Dan Dia berfirman: (Wahai orang-orang yang beriman, makanlah makanan yang baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kamu). Kemudian Rasulullah menceritakan tentang seorang lelaki yang telah menempuh perjalanan yang panjang, dalam keadaan rambutnya kusut masai lagi berdebu. Ia menengadahkan tangannya ke langit seraya menyeru: Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku. Sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan ia dihidupi dari yang haram, lalu bagaimana mungkin doanya akan dipenuhi.” (HR. Muslim)
4. Menjauhkan diri dari perbuatan dosa, yang kecil apalagi yang besar. Sufyan Ats-Tsauri pernah berkata: “Aku tercegah untuk melaksanakan soalat malam karena satu dosa yang kuperbuat.” Ketika Al-Imam Asy-Syafi’i duduk di hadapan Al-Imam Malik guna memperdengarkan bacaannya, Al-Imam Malik kagum dengan kecerdasan, kepandaian dan sempurnanya pemahaman Al-Imam Asy-Syafii. Al-Imam Malik pun berkata: “Aku berpendapat bahwa Allah telah meletakkan di hatimu cahaya maka jangan engkau padamkan cahaya itu dengan kegelapan maksiat.”
Terhalang dari lazatnya ibadah .Di antara satu tanda yang jelas dari sekian tanda terhalangnya seseorang dari nikmatnya ibadah adalah ia merasa berat untuk melaksanakan ibadah seperti solat, sehingga kalaupun ia solat maka ia bangkit dalam keadaan malas seakan-akan ia diiringi kepada kematian sementara ia melihat kematian itu di depan matanya. Kita lihat ketika soalat ia seperti ayam yang mematuk-matuk makanannya, begitu cepat habis. Seandainya orang ini merasakan lazatnya solat niscaya ia akan bersegera mengerjakan, ia akan memperbaiki solatnya dan setelah selesai ia sibukkan dirinya dengan wirid-wirid dan zikir-zikir. Namun memang hati yang terpaut dengan dunia merasa berat dan sulit untuk melakukannya. Kita mohon keselamatan dan keampunan dari Allah sebagaimana kita berharap taufiq dan hidayah-Nya.
والله أعلم بالصواب والله تعالى أعلىو أعلم
و إلى اللقاء إن شاء الله تعالى
والسلام علبكم و رحمة الله و بركاته
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
(٢ :سورة المائدة)
Dan hendaklah kamu bertolong-tolongan untuk membuat kebajikan dan bertaqwa, dan janganlah kamu bertolong-tolongan pada melakukan dosa (maksiat) dan permusuhan.(Al-Maidah:2)
كلمتان خفيفتان علي اللسان ثقيلتان في الميزان حبيبتان إلي الرحمن سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
2 kalimah yang ringan di lidah,berat di atas neraca timbangandan disukai oleh Allah Tuhan Yang Maha Pengasih ialah: سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
SUBHANALLAH WABIHAMDIHI,SUBHANALLAHIL AZEEM
Maha suci Allah dan Segala Puji Baginya , Mahasuci Allah Yang Maha Agung
(Hadith Riwayat Bukhari & Muslim)
Termasuk kenikmatan/keasyikkan yang dirasakan oleh seorang yang beriman adalah kebahagiaan yang dirasainya ketika beribadah kepada Allah. Kelazatan Ibadah termasuk anugerah terbesar yang Allah berikan kepada seorang hamba adalah si hamba dapat merasakan lazatnya ibadah dengan ketenangan jiwa, kebahagiaan hati, kelapangan dada dan ketenteraman yang ia dapati ketika melaksanakan ibadah dan sesudah menunaikan ibadah. Kelazatan ini berbeza-beza tingkatannya pada setiap individu sesuai dengan kuat atau lemahnya iman. Kelazatan ini dapat diperoleh bila ditempuh sebab-sebabnya dan dapat hilang bila hilang pula sebabnya.
Rasulullah bersabda:“Dan dijadikan penyejuk mataku di dalam shalat.” (HR. An-Nasai, dihasankan Asy-Syaikh Muqbil dalam Ash-Shahihul Musnad, 1/82)
Beliau memberikan pernyataan seperti ini karena beliau mendapatkan kelezatan dan kebahagiaan hati ketika mengerjakan solat. Panjangnya solat malam beliau merupakan satu bukti tentang kelezatan yang beliau peroleh tatkala bermunajat kepada Rabb-nya(Allah). Menjelang wafat, Mu’adz bin Jabal menangis. Namun ia bukan menangisi ajal yang akan menjemputnya. Dengarkanlah sebab tangisnya: “Aku menangis hanyalah karena aku tidak akan merasakan lagi rasa dahaga (orang yang berpuasa) ketika hari sangat panas, bangun malam untuk melaksanakan shalat di musim yang dingin dan berdekatan dengan orang-orang yang berilmu saat bersimpuh di halaqah dzikir/ilmu.”
Firman Allah:
لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِهِ لاَ يَسْتَجِيبُونَ لَهُم بِشَيْءٍ إِلاَّ كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاء لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهِ وَمَا دُعَاء الْكَافِرِينَ إِلاَّ فِي ضَلاَلٍ
Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) do'a yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya . Dan do'a (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka.-Ar-Ra'd 14
Ada beberapa sebab untuk mendapatkan lazatnya beribadah kepada Ar-Rahman, di antaranya:
1. Bersungguh-sungguh untuk taat kepada Allah hingga jiwa dapat merasakan lazatnya ibadah
Dan tentunya hal ini memerlukan kesabaran dengan terus memaksa jiwa berjalan di atas ketaatan. Awalnya memang sulit, namun seperti kata seorang penyair Arab: “Sungguh-sungguh aku akan menganggap mudah kesulitan itu hingga diperoleh apa yang kuinginkan dan kuharapkan Tak kan tunduk harapan itu kecuali kepada orang yang sabar.”
2. Meninggalkan banyak makan, minum, berbicara yang tidak bermanfaat dan tanpa ada keperluan.Sepatutnya seorang muslim tidak berlebihan dalam makanan dan minuman, namun sekadar dapat menegakkan tulangnya, untuk membantunya untuk menunaikan ibadah dan beramal.
Allah berfirman:
يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“Wahai anak-anak Adam, kenakanlah perhiasan kalian setiap kali menuju ke masjid. Makanlah kalian dan minumlah namun jangan berlebih-lebihan/ melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Al-A’raf: 31)
Rasulullah r bersabda: “Makan, minum dan berpakaian serta bersedekahlah kamu tanpa berlebih-lebihan dan tanpa takabbur.” (HR. Al-Bukhari)Karena itulah kita dapat melihat, orang yang perutnya penuh dengan makanan maka ia akan malas mengerjakan solat. Tidaklah ia bangkit menunaikannya kecuali laksana ia diiringi dengan terbelenggu. Bila ia masuk di dalam solat, ia menanti-nanti saat imam mengucapkan assalamu ‘alaikum wa rahmatullah. Namun jangan dipahami bahwa seseorang itu harus mengurangi makan dan minumnya hingga memudharatkan bagi tubuhnya, yang akibatnya akan terluput darinya kemaslahatan dunia dan akhirat, sebagaimana perbuatan orang-orang yang tenggelam dalam sikap ghuluw (ekstrim/melampau). Seorang muslim juga mesti mengawal ucapan lidahnya dan mengurangkan berkata-kata yang tidak berfaedah, sebaliknya ia menyibukkan lisannya dengan berdzikir kepada Allah , amar ma’ruf nahi mungkar(menyuruh berbuat baik dan mencegat kejahatan) dan berdakwah mengajak manusia ke jalan yang benar.
Adapun maksud membatasi pandangan adalah membatasinya dari memandang apa yang diharamkan ataupun dimakruhkan, seperti melihat surat kabar dan majalah yang di dalamnya memampang gambar-gambar yang memancing dan mengobarkan syahwat serta membawa kepada kehinaan.
Allah berfirman:
إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya akan ditanya kelak di hadapan Allah.” (Al-Isra: 36)
3. Memperbaiki makanan, minuman dan penghidupan .Seorang hamba perlu memperhatikan makanan, minuman dan penghidupannya. Janganlah ia masukkan ke dalam perutnya kecuali makanan dan minuman yang halal lagi baik (halalan thayyiban). Demikian pula dari penghidupannya yang lain, karena makanan, minuman dan penghidupan dari hasil yang haram dapat menghalangi seorang hamba dari kebaikan dengan terhalangnya pengabulan doanya oleh Allah , sebagaimana sabda Rasulullah :
“Sesungguhnya Allah itu Maha Baik, Dia tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kaum mukminin dengan apa yang Dia perintahkan kepada para rasul. Allah I berfirman: (Wahai para rasul, makanlah makanan yang baik dan beramal shalihlah). Dan Dia berfirman: (Wahai orang-orang yang beriman, makanlah makanan yang baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kamu). Kemudian Rasulullah menceritakan tentang seorang lelaki yang telah menempuh perjalanan yang panjang, dalam keadaan rambutnya kusut masai lagi berdebu. Ia menengadahkan tangannya ke langit seraya menyeru: Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku. Sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan ia dihidupi dari yang haram, lalu bagaimana mungkin doanya akan dipenuhi.” (HR. Muslim)
4. Menjauhkan diri dari perbuatan dosa, yang kecil apalagi yang besar. Sufyan Ats-Tsauri pernah berkata: “Aku tercegah untuk melaksanakan soalat malam karena satu dosa yang kuperbuat.” Ketika Al-Imam Asy-Syafi’i duduk di hadapan Al-Imam Malik guna memperdengarkan bacaannya, Al-Imam Malik kagum dengan kecerdasan, kepandaian dan sempurnanya pemahaman Al-Imam Asy-Syafii. Al-Imam Malik pun berkata: “Aku berpendapat bahwa Allah telah meletakkan di hatimu cahaya maka jangan engkau padamkan cahaya itu dengan kegelapan maksiat.”
Terhalang dari lazatnya ibadah .Di antara satu tanda yang jelas dari sekian tanda terhalangnya seseorang dari nikmatnya ibadah adalah ia merasa berat untuk melaksanakan ibadah seperti solat, sehingga kalaupun ia solat maka ia bangkit dalam keadaan malas seakan-akan ia diiringi kepada kematian sementara ia melihat kematian itu di depan matanya. Kita lihat ketika soalat ia seperti ayam yang mematuk-matuk makanannya, begitu cepat habis. Seandainya orang ini merasakan lazatnya solat niscaya ia akan bersegera mengerjakan, ia akan memperbaiki solatnya dan setelah selesai ia sibukkan dirinya dengan wirid-wirid dan zikir-zikir. Namun memang hati yang terpaut dengan dunia merasa berat dan sulit untuk melakukannya. Kita mohon keselamatan dan keampunan dari Allah sebagaimana kita berharap taufiq dan hidayah-Nya.
والله أعلم بالصواب والله تعالى أعلىو أعلم
و إلى اللقاء إن شاء الله تعالى
والسلام علبكم و رحمة الله و بركاته
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
(٢ :سورة المائدة)
Dan hendaklah kamu bertolong-tolongan untuk membuat kebajikan dan bertaqwa, dan janganlah kamu bertolong-tolongan pada melakukan dosa (maksiat) dan permusuhan.(Al-Maidah:2)
كلمتان خفيفتان علي اللسان ثقيلتان في الميزان حبيبتان إلي الرحمن سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
2 kalimah yang ringan di lidah,berat di atas neraca timbangandan disukai oleh Allah Tuhan Yang Maha Pengasih ialah: سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
SUBHANALLAH WABIHAMDIHI,SUBHANALLAHIL AZEEM
Maha suci Allah dan Segala Puji Baginya , Mahasuci Allah Yang Maha Agung
(Hadith Riwayat Bukhari & Muslim)
No comments:
Post a Comment